KUTIPAN ROH NUBUATAN

•April 13, 2009 • Tinggalkan sebuah Komentar
  • ” Dunia harus dan akan menerima tentang kebenaran oleh suatu Pelayanan “.  Evangelisasi Jilid 8 hal.17.
  • ” Dengan demikian jalanpun akan dibuka buat pekabaran istimewa untuk zaman ini sehingga mendapat jalan masuk ke hati mereka “.  Testimonies Jilid 6 hal. 314.
  • ” Oleh sebab itu tiap-tiap jiwa diuji di dalam hal manakah yang lebih kuat kerinduannya, bagi harta duniawi atau persekutuannya dengan Kristus “.  Alfa dan Omega Jilid 5 hal.287.
  •  ” Sebuah krisis akan menimpa kita.   Dengan kuasa Roh Kudus sekarang  ini kita harus mengumandangkan kebenaran-kebenaran  besar untuk akhir zaman ini.   Tidak lama lagi setiap orang akan mendengar amaran itu dan mengambil keputusan.   kemudian baru tibalah kesudahannya “.  Testimonies Jilid 6 hal.24, th.1900.
  • ” Kepada setiap pekerja yang berserah, Kristus menjanjikan kecakapan Ilahi yang akan menjadikan segala pekerjaannya berhasil “.  Testimonies Jilid 9 hal.34,  (1909).
  • ” Keagresifan gereja bukanlah kemenangan gereja, dan bumi ini bukanlah surga.   Gereja terdiri dari pria dan wanita yang bersalah dan tidak sempurna, yang tidak lain adalah murid-murid di dalam sekolah Kristus, untuk dilatih, diajar, dididik, untuk kehidupan masa kini maupun kehidupan abadi yang akan datang “. The Signs of the Times, 4 January 1883.
  •  Semua yang dikuburkan bersama Kristus dalam baptisan harus bangkit dalam pembaharuan hidup.  Ke atas mereka dipercayakan tanggung jawab yang suci ….. Tugas telah diberikan  kepada kita :  “Karena itu pergilah, jadikan semua bangsa muridKu …. Saudara ditetapkan untuk bekerja menyampaikan injil keselamatan agar semua orang tahu”.  Testimonies vol 9, hal. 21.
  • Allah itu kasih adanya.  Apa pun Allah itu, dan apapun yang telah dilakukan-Nya, yang masih sedang dilakukan dan akan dilakukan-Nya.   Kasih ini, kasih yang memberikan penghiburan dan sulit untuk diuraikan.  Kasih Allah itu jauh lebih besar dari apa yang biasa dikenal oleh manusia sebagai cinta atau kasih, yang kadangkala sekadar merupakan perasaan yang dangkal atau cumbuan sementara, yang seringkali dicampur dengan kepentingan diri sendiri dan keserakahan.  Allah tidak saja mencintai atau menunjukkan kasih.  Dia adalah kasih.
  • Iman adalah suatu jaminan yang tertanam dalam-dalam, yang memberikan kepada seseorang secara keseluruhan.  Iman adalah suatu prinsip yang menguasai kehidupan. Iman adalah sarana, dengan mana kita menjangkau keluar dan meraih untuk menangkap janji-janji Allah yang tidak dapat kita lihat, namun kita yakin ada.

KHOBAH ANAK-ANAK ADVENT JLN.KALASAN MADIUN

•Oktober 7, 2008 • Tinggalkan sebuah Komentar

Pengkhotbah kecil :  Marta Ni Putu Wira Sari                                                                                           Kelas                      :  IV  SD Advent Madiun                                                                                              Umur                      :  10 Tahun

Selamat sabat Bapak, ibu, Saudara dan teman-teman.

Puji syukur kepada Tuhan karena kita dapat berkumpul untuk mendengarkan Sabda Tuhan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh anggota jemaat kalasan beserta majelis yang memberikan kesempatan kepada seluruh anggota SSA (Sekolah Sabat Anak-anak) untuk ambil bagian dalam pada Sabat ini. kami akan membawakan kotbah dengan judul.

“PERUMPAMAAN TENTANG DOMBA YANG LAPAR”

Bapak, Ibu dan teman-teman yang berbahagia ….

Pada suatu kali seorang gembala yang masih muda dan baru menjadi gembala memiliki beberapa anak domba yang kecil. Pada hari pertama, gembala itu mengeluarkan domba-domba itu dari kandang, dimana tidur pada malam hari, dan dibawa kepadang dan berusaha untuk mencari sesuatu untuk dimakan. Dia sudah pernah melihat gembala bekerja dan berfikir bahwa itu adalah pekerjaan yang mudah.   Apa yang perlu dilakukan hanya berjalan, dan domba-domba itu akan mengikutinya kemanapun dia pergi. Dan berfikir, jika dia telah memperhatikan induk-induk domba maka induknya akan memperhatikan anak-anak domba, dan dia tidak perlu kawatir terhadap domba-domba yang kecil. Dia membimbing mereka sepanjang jalan, kepadang jalan yang hijau, dimana ia senang bermain dengan teman-temannya. Padang itu penuh dengan rumput, dan domba yang lebih tua mulai makan pucuk rumput yang lembut dan enak. Mereka makan dan makan hingga perut mereka penuh. Tetapi domba yang kecil sangat sukar untuk berjalan diantara rumput yang tinggi dan bagian bawah yang keras, mereka tidak dapat melihat kemana mereka harus pergi dan mereka selalu saling menabrak. Semua induk domba selalu memanggil anak-anaknya supaya mereka tidak hilang. Gembala kelihatannya tidak memperhatikannya. Dia hanya melihat induk domba dan mereka baik-baik saja dan selalu senang.

SAUDARA-SAUDARA YANG DIKASIHI TUHAN. Kemudian gembala yang baru itu membimbing domba-domba dan anak-anak domba itu ke air sehingga mereka dapat minum. Dia mengambil air yang segar dari sumur. Tempat air itu sangat besar bahkan biasa digunakan oleh kuda. Tempat air itu biasa diisi dengan banyak air. Induk domba yang besar memasukkan mulutnya dan minum air yang segar. Mmmm, ini sangat enak dan baik setelah makan rumput. Tetapi semua domba yang kecil sangat sukar untuk minum dari bak air yang tinggi itu. Mereka tidak dapat melihat di belakang dari tempat air itu atau menjangkau air itu.  Mereka sangat lapar mereka sekarang haus juga.   Kadang kala air itu tertumpah ke tanah yang berbatu, dan mereka menjilatnya, tetapi mereka membutuhkan lebih banyak air.  Domba  yang masih sangat kecil masih minum susu dari induknya tetapi domba-domba yang besar mulai merasa marah dan sedih.  Tetapi gembala itu tidak memperhatikannya.  Dia hanya melihat    domba    yang      besar      baik-baik      saja      sehingga    dia    sangat    senang    dan bahagia.                                                                                                                                          Kemudian gembala yang muda  itu membimbing dombanya di sepanjang jalan.  Jalan ini sangat keras dan banyak batu-batu. Domba yang besar memiliki kaki yang lebih panjang dan kokoh.  Dan itu tidak masalah bagi mereka untuk berjalan diantara batu-batu besar.  Tersandung dan jatuh, hidung dan kaki mereka terantuk.    Dan berjalan di belakang dengan penuh luka, capek dan haus.                      Kemudian sekarang adalah saatnya kembali ke kandang.  Induk domba menjilat anak-anaknya dan berusaha untuk menghibur mereka.  Tetapi domba kecil yang berhenti di sepanjang jalan untuk berusaha memakan rumput-rumput yang keras, yang membuat mulut mereka luka, atau berusaha minum dari genangan lumpur yang membuat wajah mereka kotor.     Ketika mereka tiba di kebun, domba-domba yang kecil capek dan sengsara.  Mereka kotor karena minum dari genangan lumpur dan beberapa ada yang terluka oleh karena batu-batuan yang tajam.  Mereka sangat senang melihat kandang mereka, dan disana ada rumput yang lembut yang bisa mereka makan, tempat air yang rendah sehingga mereka bisa minum dan tempat mereka untuk istirahat.  Jemaat yang kami hormati.

Gembala yang muda itu melihat domba-dombanya dan dia melihat bahwa mereka tidak sebahagia yang dibayangkan.  Tetapi dia tidak tahu apa yang harus ia lakukan untuk menjadi gembala yang lebih baik, karena dia merasa bahwa setelah memperhatikan induk setiap domba maka mereka akan memelihara anak-anaknya.

Malam itu, ayah dari gembala itu datang ke kandang untuk melihat bagaimana anaknya memelihara domba-dombanya, dan dia menemukan bahwa domba-domba itu capek lapar dan luka.  Dia melihat bagaimana induknya berusaha menenangkan mereka dengan menjilat-jilat bulu mereka dan luka-luka mereka.  Dia membuat minyak khusus ke kaki anak-anak domba itu dan merangkul anak-anak domba itu  hingga tertidur.  Ayah  gembala itu sangat sedih ketika melihat domba-domba kecil itu.  Air matanya menetes, dia membayangkan bahwa mereka telah melewati hari-hari yang begitu keras.  Dia telah lama menjadi peternak dan dia mengenang bagaimana ia merawat domba-dombanya.  Dia tahu bagaimana membuat mereka bahagia dan sehat.   Domba-dombanya mengikuti oleh karena mereka tahu bahwa dia mengasihi mereka dan mereka tahu bahwa dia akan melakukan segala sesuatu supaya mereka nyaman, senang dan terlindungi.   Hari berikutnya gembala muda itu dengan penuh, semangat ingin memberikan satu petualangan yang baru kepada domba-dombanya.   Dalam perjalanan menuju kandang dia bertemu dengan ayahnya.   “Anakku”  katanya,  “Apakah kamu mau tahu bagaimana menjadi gembala yang baik? ”

Kalau kamu yakin bahwa anak domba itu telah makan, maka induknya juga pasti sudah makan, kalau kamu sudah yakin bahwa anak domba dapat minum, maka induknya juga dapat minum juga.  Dan kalau kamu yakin bahwa anak domba dapat melewati jalan setapak ini, maka induknya juga akan dapat  berjalan melewatinya.   Peliharalah anak-anak domba lebih dahulu maka semuanya akan bahagia, Saudaraku yang kekasih …..

Gembala yang muda itu memikirkan apa yang telah dikatakan oleh ayahnya, dia tahu bahwa ayahnya telah lama menjadi gembala dan merupakan gembala yang sangat baik.   Sehingga dia membawa mereka ke padang rumput yang muda dan segar dimana domba itu dapat  bermain dan bersenang-senang.  Anak-anak domba itu makan dan makan dari rumput yang segar hingga perut mereka kenyang.  Mereka akan bertumbuh menjadi domba yang memiliki daging yang baik juga.

Kemudian dia membawa mereka ke air yang tenang, air yang segar, sehingga mereka dapat minum hingga puas tanpa terburu-buru.  Anak-anak domba itu meneguk air sebanyak mungkin  sebanyak perut mereka dapat tampung.  Domba akan bertumbuh dengan baik jika mereka memiliki air minum yang cukup.    Kemudian mereka berjalan melewati jalan yang bagus dan berumput. Dengan tanah yang keras, dan bebas dari batu-batu yang tajam.   Dan anak-anak domba itu dapat selalu bersama-sama dengan induknya dan induknya berbahagia juga.                                                                     Pada  sore hari membawa domba-domba yang kecil itu kembali ke kandang.   Semuanya mereka berbahagia dan sehat dengan perut yang penuh dan badan yang lebih kuat.   Hmmm, “fikir gembala muda itu”.   Perubahan apa yang terjadi kalau anda memperhatikan anak-anak domba terlebih dahulu.  Ayah saya adalah seorang gembala yang baik dan dia benar.

Ini sangat masuk akal,  Mengapa itu tidak terlintas dalam fikiran saya?  Ketika anak-anak domba digembalakan maka semuanya akan berbahagia.    Ketika ayah dari gembala yang muda itu pergi kekandang pada malam itu, dia melihat bahwa anak-anak domba dan induknya semua baik dan bahagia.  Dia berfikir, bahwa anaknya  akan menjagi gembala yang baik setelah ini.

Ada satu pasal dalam kitab Mazmur  23 : 1-6                                                                                   Dimana firman Tuhan menciptakan kita sebagai domba-domba Allah memiliki harapan khusus yaitu penyertaan Tuhan dalam setiap langkah hidup kita.  Saya akan menyanyikan pasal 23 ini agar kita dapat lebih dekat kepada Tuhan.

Allah yeku pengen kulo                                                                                                                       Kulo mendo kagungan-Nya                                                                                                                      Mesti datan kekirangan                                                                                                                          Wit rinimat dening pangeran

Denya mlegungaken                                                                                                                                Pangeran kang echo                                                                                                                                Alon den giniring  …… Mring toya                                                                                                         Ayem manah kulo                                                                                                                                      Timuntun astanya                                                                                                                                   Dateng margining raharjo                                                                                                                        

Karaharjan lansih kadarman                                                                                                                  Badhe nggiring lampah ing Wong                                                                                                       Salaminya kawula gesang                                                                                                                     Ngantos mlebet kraton tuwon.

Bapak, Ibu dan teman-teman yang dikasihi Tuhan,  Kiranya berkat sabat dari Tuhan menjadi bagian kita semua dan kami memohon untuk selamanya.

 

Coca Cola dalam renungan

•Juni 12, 2008 • Tinggalkan sebuah Komentar

(Sudah tepatkah keberadaan anda sekarang?) 

 Ada 3 kaleng coca cola, ketiga kaleng tersebut diproduksi di pabrik yang sama.
Ketika tiba harinya, sebuah truk datang ke pabrik,
mengangkut kaleng-kaleng coca cola dan menuju ke tempat yang berbeda untuk pendistribusian.
Pemberhentian pertama adalah supermaket lokal.
Kaleng coca cola pertama di turunkan disini. Kaleng itu dipajang di rak bersama
dengan kaleng coca cola lainnya dan diberi harga Rp. 4.000.

 

Pemberhentian kedua adalah pusat perbelanjaan besar.
Di

Pemberhentian terakhir adalah hotel bintang 5 yang sangat mewah.Kaleng coca cola ketiga diturunkan disana. Kaleng ini tidak ditempatkan di rak atau di dalam kulkas. Kaleng ini hanya akan dikeluarkan jika ada pesanan dari pelanggan.Dan ketika ada yang pesan, kaleng ini dikeluarkan besama dengan gelas kristal berisi batu es. Semua disajikan di atas baki dan pelayan hotel akan membuka kaleng coca cola itu,
menuangkannya ke dalam gelas dan dengan sopan menyajikannya ke pelanggan.
Harganya Rp. 60.000.
Sekarang, pertanyaannya adalah :

Mengapa ketiga kaleng coca cola tersebut memiliki harga yang berbeda padahal diproduksi dari
pabrik yang sama, diantar dengan truk yang sama dan bahkan mereka memiliki rasa yang sama

Lingkungan Anda mencerminkan harga Anda. Lingkungan berbicara tentang RELATIONSHIP.

Apabila Anda berada dilingkungan yang bisa mengeluarkan terbaik dari diri Anda, maka Anda akan menjadi cemerlang. Tapi bila Anda berada dilingkungan yang meng-kerdil-

(Orang yang sama, bakat yang sama, kemampuan yang sama) + lingkungan yang berbeda = NILAI YANG BERBEDA.

PEMABUK CINTA

•Juni 12, 2008 • Tinggalkan sebuah Komentar
Seorang teman, setiap hari menerima SMS dan telepon berkali-kali dari pacarnya yang sedang bekerja di Singapura. Menjelang tidur, ponsel mulai berdering sampai malam. Pagi haripun, dia masih sering menerimanya, biarpaun malam hari sudah berkali-kali SMS-an. Yang jelas, dia yang di negri Singa itu tak pernah bosan untuk memulainya terlebih dahulu. Baik dalam bentuk ‘short message’, ataupun telpon

Laki-laki itu juga selalu melayaninya. Tak peduli apakah itu jam kerja ataupun jam tidur. Jika SMS dan telepon itu datang dari yang dikasihinya, ia akan tetap menjawab biarpun ia dalam kondisi yang kadang merepotkan. Demi cinta, halangan akan menjelma menjadi kemudahan.

Saya tak begitu heran dengan perilaku semacam itu. Sebab setiap orang pun pernah mengalami hal yang demikan. Seseorang yang sedang menyenangi sesuatu, cenderung akan menyerahkan segala-galanya kepada yang disenangi. Minimal akan sangat mudah untuk berkorban.

Saat Ramadhan waktu itu, saya sempat memperhatikan dengan seksama waktu-waktu perempuan itu mulai SMS ke Brunei. Dimulai sejak membangunkan sahur, kemudian saat makan sahur, menjelang imsak, dan ia juga masih mengingatkan agar jangan sampai lupa subuh.

Petang hari biasanya mulai lagi. Dari hanya mengucap ‘selamat berbuka puasa’. Mengingatkan agar jangan sampai ketinggalan tarawih, dan sampai menjelang tidur lagi. Mereka tak bosan-bosan untuk terus berkomunikasi.

Saat akan berangkat bekerja, perempuan itu masih terus mengingatkan agar selalu hati-hati di jalan dan selalu ingat Allah. Sang lelaki juga makin cinta, karena perhatian dari kekasihnya luar biasa.

Jika mau dikalkulasi dengan rupiah, entah berapa rupiah pulsa yang ia terbangkan ke Brunei setiap harinya. Seorang teman bahkan pernah berkelakar. “Gaji kekasihmu bekerja di Singapura nanti habis hanya untuk membeli pulsa. ”

Si laki-laki sempat khawatir juga disinggung seperti itu. Ia bahkan berkali-kali mengingatkan agar supaya tak terlalu sering SMS ataupun telepon. Namun himbauan itu tak pernah diindahkan.

Tak ada yang bisa membendung tindakannya. Semua itu berasal dari sesuatu yang bernama; Cinta. Kalau sudah kata itu yang bicara, makanan tidak enakpun rasanya menjadi enak. Tahi kucingpun serasa coklat. Apalagi jika benar-benar coklat, pasti terasa segala-galanya. Pendek kata, cinta sering membawa kita kepada tindakan yang tidak berlogika.

Perempuan itu memang sedang dimabuk cinta. Batas-batas kenegaraan yang berupa laut, dengan jarak yang jutaan kilometer, tak menghalangi dia untuk terus eksis berkomunikasi. Berapapun pulsa yang dia habiskan, itu semua tak menjadi soal. Yang penting: cinta.

Saya menjadi menghayal sendiri. Jika cinta itu kita tujukan kepada sang Pencipta. Seandainya rasa cinta kita, kita praktekan dalam hubungannya dengan sang pembuat kehidupan ini. Tentu, akan mendapat sambutan yang luar biasa.

Seandainya kita terus belajar untuk memupuk cinta kita kepada Allah, seandainya hidup kita, mati kita, ibadah kita, langkah kita hanya karena ingin dicintai Allah, betapa besarnya balasan cinta Dia kepada kita.

Sayang, hamba yang lemah ini, masih amat suka memupuk cinta kepada sesuatu yang sesaat. Kita sering lupa untuk memupuk cinta yang sejati, cinta yang abadi. Sehingga untuk mengorbankan waktu saja, demi cintanya kepada-Nya kita sering berpikir berkali-kali.

Tak ada salahnya jika kita mau belajar tentang aplikasi cintanya orang-orang shaleh kepada sang Pencipta. Korban waktu, tenaga, harta bukanlah sesuatu yang memberatkan bagi pemabuk cinta Illahi. Jangankan harta, nyawapun akan diserahkan padaNya.

Tak berlogika? Sekilas bisa seperti itu, tapi lagi-lagi kita harus sadar, bahwa anugerah cinta memang harus kita kelola dalam diri sebaik mungkin. Agar kata itu bisa menjelma menjadi kekuatan yang berakibat baik bagi diri sendiri dan sesama.

Power cinta bisa melahirkan tindakan positif yang luar biasa bila menejemen keimanan mendampinginya। Ringan tangan, mudah berbagi, tak menghindar dari berjuang, adalah hal-hal positif yang bisa kita awali dari sebuah rasa cinta kita terhadap hidup, kehidupan dan yang membuat kita hidup.

PENATARAN

•Juni 8, 2008 • Tinggalkan sebuah Komentar

BESOK TIM IT DIHARUSKAN MENGIKUTI PENATARAN IT DI RUANG TEATER PUSDIKLAT TEKFUNGHAN BADIKLAT DEPHAN PUKUL 09.00, DAN SELURUH ESELON IV DAN III DI PUSDIKLAT TEKFUNGHAN BADIKLAT, JANGAN LUPA HONOR IT 300.000 AKU TUNGGUL LHO……. Lanjutkan membaca ‘PENATARAN’

Hello world!

•Juni 8, 2008 • 1 Komentar

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!